Hiperemesis Gravidarum, Gejala, Penyebab Serta Cara Menanganinya

Posted on

Hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah yang terjadi secara berlebihan selama hamil. Mual dan muntah (morning sickness) pada kehamilan trimester awal sebenarnya normal. Namun pada hiperemesis gravidarum, mual dan muntah dapat terjadi sepanjang hari dan berisiko menimbulkan dehidrasi, gangguan elektrolit dan keton dalam darah, serta penurunan berat badan yang signifikan. Kondisi ini harus segera mendapatkan penanganan untuk menghindari dampak buruk yang dapat menimpa ibu hamil dan janin. Pengidap hiperemesis gravidarum dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit, karena komplikasinya yang berakibat pada ginjal, sistem saraf, dan hati.

 

Penyebab hiperemesis gravidarum

Penyebab hiperemesis gravidarum sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun kondisi ini sering dikaitkan dengan tingginya kadar hormon human chorionic gonadotropin (HCG) dalam darah. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta sejak trimester pertama kehamilan dan kadarnya terus meningkat sepanjang masa kehamilan. Selain itu, peningkatan estrogen dan progesteron (terutama saat trimester pertama kehamilan) dapat menyebabkan penurunan kerja otot lambung dan membuat ibu hamil gampang memuntahkan isi perut.

Berikut merupakan beberapa kondisi yang membuat ibu hamil lebih berisiko mengalami hiperemesis gravidarum, yaitu:

  • Baru pertama kali mengandung dan biasanya terjadi pada ibu hamil yang berusia di bawah 24 tahun atau hamil berusia diatas 30 tahun
  • Hamil anak kembar/lebih
  • Mempunyai anggota keluarga yang pernah mengalami hiperemesis gravidarum
  • Memiliki riwayat hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya
  • Mengalami obesitas
  • Mengalami hamil anggur (Mola hydatidosa)
  • Pengaruh faktor psikologis, seperti stres dan rasa cemas.
  • Kondisi lambung yang terdesak rahim yang membesar.
  • Diet tinggi lemak.
  • Infeksi Helicobacter pylori (H. pylori)
  • Korpus luteum (massa dari folikel yang matang) terletak di ovarium kanan karena konsentrasi hormon steroidnya lebih tinggi.
  • Mengalami hipertiroidisme atau hipotiroidisme
  • Mengalami kondisi seperti tekanan darah tinggi, migrain aktif, dan diabetes gestasional

 

Gejala hiperemesis gravidarum

Gejala utama pada hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan saat hamil, yang bisa terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan. Muntah yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa pusing, lemas, dan mengalami dehidrasi.

Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis gravidarum juga dapat mengalami gejala tambahan berupa:

  • Sakit kepala
  • Konstipasi
  • Sangat sensitif terhadap bau
  • Produksi air liur berlebihan
  • Inkontinensia urine
  • Jantung berdebar
  • Sulit menelan makanan atau minuman.
  • Hipotensi atau tekanan darah rendah.
  • Masalah psikologis, seperti stres, bingung, cemas, bahkan putus asa.

Berikut merupakan tiga derajat keparahan pada kondisi hiperemesis gravidarium, seperti:

  • Tahap 1:

Muntah terus-menerus hingga 3-4 kali dalam sehari, dan tidak dapat makan atau minum selama 24 jam. Hal ini menyebabkan kondisi tubuh menjadi lemah. Kemudian nafsu makan hilang, sehingga berat badan bisa turun sekitar 2-3 kg dalam 1-2 minggu. Pada bagian ulu hati, terasa nyeri dan denyut nadi yang meningkat hingga 100 kali per menit. Terakhir, pada tahap ini tekanan darah menurun dan bola mata menjadi cekung.

  • Tahap 2:

Kondisi ibu hamil tampak lebih lemah. Ditunjukkan dengan denyut nadi yang melemah hingga terjadi demam dan bola mata yang menguning. Selain itu, berat badan ibu hamil akan semakin turun dan mata mulai terlihat cekung, disusul dengan tekanan darah yang turun, darah mengental, urine berkurang, dan sulit buang air besar. Ketika bernapas, biasanya akan mulai mencium seperti bau aseton

  • Tahap 3:

Pada tahap terakhir ini, keadaan umum ibu hamil sudah parah. Kesadaran bisa menurun hingga mengalami koma, denyut nadi melemah, demam, dan tekanan darah semakin menurun. Pada janin juga dapat mulai terjadi kelainan otak serta gangguan hati.

Diagnosis hiperemesis gravidarum

Untuk mendiagnosis hiperemesis gravidarum, dokter akan menanyakan gejala dan memeriksa riwayat kesehatan ibu hamil dan keluarga. Pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk melihat dampak dari hiperemesis gravidarum, seperti tekanan darah rendah dan denyut jantung cepat. Dari pemeriksaan fisik tersebut, dokter dapat menentukan apakah muntah yang dialami ibu hamil masih normal atau sudah berlebihan (hiperemesis gravidarum). Untuk melihat lebih detail akibat dari hiperemesis gravidarum, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan.

Pemeriksaan lanjutan tersebut dapat dilakukan dengan tes darah dan urine. Tes ini dilakukan untuk memeriksa tanda-tanda dehidrasi dan gangguan elektrolit yang dapat muncul akibat terjadi hiperemesis gravidarum. USG kehamilan juga dilakukan untuk memantau kondisi janin dan mendeteksi kelainan dalam kandungan. Selain itu, untuk memastikan gejala mual dan muntah yang dialami ibu hamil bukan disebabkan oleh suatu penyakit, misalnya penyakit liver, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, misalnya uji fungsi hati.

Pengobatan hiperemesis gravidarum

Beda halnya dengan morning sickness yang pengobatannya bisa dilakukan di rumah, penderita hiperemesis gravidarum perlu dirawat di rumah sakit. Pengobatan yang diberikan ditentukan berdasarkan tingkat keparahan gejala dan kondisi kesehatan ibu hamil secara keseluruhan. Pengobatan dilakukan dengan tujuan untuk menghentikan mual dan muntah, mengganti cairan dan elektrolit yang hilang akibat muntah berlebihan, memenuhi kebutuhan nutrisi, serta mengembalikan nafsu makan.

Beberapa obat yang dapat dokter diberikan adalah:

  • Obat antimual, seperti promethazine.
  • Vitamin B1 atau tiamin.
  • Pyridoxine atau vitamin B6.
  • Suplemen vitamin dan nutrisi.

Jika hiperemesis gravidarum menyebabkan ibu hamil tidak mampu menelan cairan atau makanan sama sekali, obat dan nutrisi akan diberikan melalui infus. Selain melalui infus, ibu hamil juga dapat menerima asupan makanan melalui selang makan. Terapinya sebagai berikut:

  • Pemberian obat-obatan lewat suntikan, seperti vitamin B6, vitamin B12, serta antiemetik atau antimual, untuk meringankan gejala hiperemesis gravidarum.
  • Pemasangan cairan infus, untuk menjaga asupan cairan yang dibutuhkan oleh pengidap agar terhindar dari dehidrasi.
  • Perubahan kebiasaan dan lingkungan, seperti banyak istirahat dan kurangi gerak, menggunakan pakaian longgar, menghindari aroma-aroma, suara bising, dan kedipan cahaya berlebih yang dapat memicu mual. Selain itu, konsumsi kudapan kering (misalnya biskuit) secara berkala, konsumsi makanan tinggi karbohidrat tapi rendah lemak, serta minum air jahe ketika merasa mual.

Komplikasi hiperemesis gravidarum

Hiperemesis gravidarum dapat membahayakan kondisi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Mual dan muntah yang berlebihan akan menyebabkan ibu hamil kehilangan banyak cairan, sehingga berisiko mengalami dehidrasi dan gangguan elektrolit.

Jika dibiarkan tanpa penanganan, kedua kondisi ini dapat menimbulkan deep vein thrombosis (trombosis vena dalam) pada ibu hamil. Beberapa komplikasi lain yang dapat terjadi adalah:

  • Malnutrisi.
  • Gangguan fungsi hati dan ginjal.
  • Muntah darah, yang disebabkan oleh perdarahan di kerongkongan (esofagus), akibat muntah yang terjadi terus-menerus.
  • Cemas dan depresi.

Jika penanganan tidak segera dilakukan, hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan organ-organ tubuh ibu hamil gagal berfungsi dan bayi terlahir prematur.

 

Pencegahan hiperemesis gravidarum

Sampai saat ini, langkah untuk pencegahan hiperemesis gravidarum belum diketahui. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan ibu hamil untuk meredakan morning sickness sehingga tidak berkembang menjadi hiperemesis gravidarum, yaitu:

  • Konsumsi makanan tinggi protein, rendah lemak, dan bertekstur halus agar mudah ditelan dan dicerna.
  • Konsumsi makanan dalam porsi kecil, namun sering. Hindari makanan berminyak, pedas, atau berbau tajam yang dapat memicu rasa mual.
  • Perbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi, dan mengonsumsi minuman yang mengandung jahe untuk meredakan mual dan menghangatkan tubuh.
  • Konsumsi suplemen kehamilan untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan zat besi selama hamil.
  • Gunakan aromaterapi untuk mengurangi mual di pagi hari.
  • Perbanyak istirahat untuk meredakan stres dan menghilangkan rasa lelah.
  • Hirup udara segar jika cuaca memungkinkan, buka jendela di rumah atau tempat kerja untuk menghirup udara segar.
  • Bilas mulut setelah muntah, asam dari perut dapat merusak enamel pada gigi. Pastikan untuk membilas mulut dengan secangkir air yang dicampur dengan satu sendok teh soda kue untuk membantu menetralkan asam dan melindungi gigi.

Untuk mencegah terjadinya hiperemesis gravidarum, ibu hamil sangat perlu menjaga kesehatan kehamilan selama trimester pertama.  Salah satunya adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Pemeriksaan kehamilan umumnya dilakukan sejak usia kehamilan 4 minggu, untuk memantau perkembangan janin dan mendeteksi secara dini kelainan yang mungkin dialami oleh janin.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *