Informasi Penting Tentang Memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) Pada Bayi

Posted on

Pemberian MPASI

Memberikan makanan Pendamping ASI (MPASI) atau susu formula merupakan salah satu periode penting dalam 1000 hari pertama kehidupan seorang anak. Penelitian menunjukkan bahwa pada masa transisi ini, banyak bayi mengalami gagal tumbuh yang disebabkan oleh kualitas MPASI yang kurang baik. Periode ini juga merupakan momen kritis bayi untuk belajar makan. Terlebih lagi, pemberian MPASI yang tepat dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan optimal bayi. Oleh sebab itu, disini kita akan membahas tentang cara pemberian MPASI yang tepat dan pertanyaan lain seputar MPASI.

 

Prinsip Dasar Pemberian MPASI

Pada dasarnya pemberian MPASI memiliki prinsip yang harus diterapkan oleh para ibu kepada anak bayinya. Berikut merupakan prinsip-prinsipnya :

  • Tepat waktu

MPASI diberikan pada usia yang tepat, yaitu ketika ASI saja tidak mencukupi kebutuhan nutrisi bayi. IDAI dan WHO merekomendasikan pemberian MPASI selambat-lambatnya usia 6 bulan. Namun pada kondisi tertentu, misalnya kenaikan berat badan (BB) yang kurang baik, bayi dapat mulai diberikan MPASI setelah dievaluasi penyebabnya dan setelah kesiapan makannya dinilai oleh dokter atau bidan. Tanda kesiapan memulai MPASI yang harus dinilai bersama dokter atau bidan, yaitu:

    1. Bayi menunjukkan ketertarikan terhadap makanan.
    2. Leher tegak dan bayi dapat mengangkat kepala sendiri tanpa bantuan.
    3. Refleks ‘melepeh’ (mengeluarkan makanan dari mulut) berkurang.

Pemberian MPASI terlalu dini berisiko menyebabkan infeksi saluran cerna, alergi, dan obesitas. Sedangkan jika terlalu lambat akan menyebabkan kekurangan asupan gizi hingga stunting. Oleh karena itu, konsultasikan ke dokter anak untuk menilai apakah bayi sudah boleh mulai diberikan makanan pendamping ASI.

  • Cukup (adequate)

Cukup artinya pemberian menu MPASI yang diberikan disarankan mengandung kebutuhan nutrisi yang tidak dapat dipenuhi lagi oleh ASI, terutama jumlah energi, protein, zat besi, dan zinc. Tidak ada satu jenis makanan yang dapat memenuhi semuanya. Oleh karena itu, berikan MPASI yang bervariasi dan mencukupi sumber karbohidrat, protein hewani dan nabati, lemak, serta vitamin dan mineral. Menu seperti ini dikenal dengan menu lengkap dan cukup. Kenalkan buah dan sayur dalam jumlah kecil dengan memerhatikan asupan dan komposisi karbohidrat, protein, dan lemak pada MPASI. Berikanlah MPASI dari bahan makanan yang biasa keluarga makan.

Contohnya ikan kembung, ternyata memiliki kandungan protein yang tidak jauh berbeda dari ikan salmon. Dan bahkan, kandungan zat besi dan DHA ikan kembung lebih tinggi dibanding ikan salmon yang cukup favorit menjadi menu MPASI. Selain itu, berhati-hatilah dengan panduan MPASI yang banyak beredar, misalnya MPASI 4 bintang. Sebelum mengikuti panduan ini, ada baiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk memastikan keamanannya. MPASI diberikan dengan jumlah dan tekstur yang ditingkatkan sesuai tahapannya. Keterlambatan pengenalan tekstur pada usia 6-9 bulan berisiko menyebabkan masalah makan pada anak di kemudian hari. Gunakan mangkuk berukuran 250 ml untuk memastikan asupan bayi.

  • Aman dan higienis (safe)

Memperhatikan kebersihan tangan, bahan, dan peralatan MPASI selama proses persiapan, pembuatan, penyimpanan, dan penyajian MPASI. Pisahkan talenan untuk memotong bahan makanan mentah dan bahan makanan matang. Cucilah tangan sebelum mempersiapkan MPASI, dan sebelum menyuapi bayi. Bakteri penyebab kontaminasi dapat tumbuh di makanan, simpan MPASI di kulkas dengan suhu kurang dari 5 derajat Celcius (kulkas bawah). Simpan daging dan ikan dalam plastik, dan letakkan terpisah dari makanan yang telah dimasak. Makanan yang disimpan dalam suhu ruang (5-60 derajat Celcius), hanya dapat bertahan selama 2 jam.

MPASI yang matang dapat disimpan di lemari es (dengan suhu kurang dari 5 derajat Celcius), untuk pemberian makan selama sehari setelah disimpan dalam wadah tertutup. Lama penyimpanan tergantung dari jenis bahan makanan yang digunakan. MPASI yang disimpan beku dapat dihangatkan dengan direndam air bersama plastik pembungkus makanan, dan pastikan mengganti air setiap 30 menit. MPASI dapat juga dihangatkan menggunakan microvawe, namun perlu diperhatikan bahwa panas yang dihasilkan tidak tersebar merata. Perlu diingat, makanan beku yang telah dihangatkan tidak baik untuk dibekukan kembali.

  • Diberikan dengan cara yang tepat (properly fed)

Pemberian MPASI diberikan dengan cara yang responsif (responsive feeding), artinya pemberian MPASI ini harus konsisten sesuai sinyal lapar dan kenyang dari bayi. Walaupun diberikan dengan cara yang responsif, pemberian MPASI tetap perlu jadwal yang teratur, yaitu tiga kali makanan utama dan dua kali makanan kecil di antaranya, dengan waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit.

Bila bayi menunjukkan tanda tidak mau makan (mengatupkan mulut, memalingkan wajah, atau menangis), tawarkan kembali makanan secara netral, yaitu tanpa membujuk ataupun memaksa. Bila setelah 10-15 menit tetap tidak mau makan, akhiri proses makan. Ibu harus bersabar dan mendorong bayi makan sendiri sesuai tahapan usia bayi. Hindari memaksa bayi menghabiskan makanan. Dalam memberikan MPASI, ciptakan suasana makan yang menyenangkan (tidak ada paksaan), serta tidak ada distraksi (mainan, televisi, perangkat permainan elektronik). Tawarkan selalu jenis makanan yang baru. Terkadang butuh pengenalan 10-15 kali agar makanan dapat diterima dan dimakan oleh bayi. Sajikan jenis makanan baru bersama dengan makanan yang disukai bayi.

 

Pertanyaan-pertanyaan yang mungkin sering ditanyakan tentang MPASI

Beberapa pertanyaan di bawah ini sering kali ditanyakan oleh para ibu, terutama pada masa-masa awal pemberian MPASI:

  • MPASI apa yang sebaiknya pertama kali diberikan?
    Tidak ada aturan mengenai makanan apa yang harus diberikan pertama kali. Yang penting diingat adalah penuhi kecukupan nutrisi anak dengan memberikan karbohidrat, protein, dan lemak yang cukup, serta mengenalkan beragam jenis makanan. Tidak ada penundaan jenis protein tertentu (daging, ikan, dan telur boleh diberikan sejak usia 6 bulan).
  • Bolehkah memberikan MPASI instan pada bayi?
    MPASI buatan pabrik dapat dijadikan pilihan karena telah diperkaya (fortifikasi) dengan zat besi dan mikronutrien lainnya. Tetapi, ibu disarankan dapat menyiapkan sendiri makanan bayi, serta pastikan untuk memilih makanan dengan kandungan protein dan zat besi yang cukup, misalnya daging sapi atau hati ayam.
  • Mengapa jus buah untuk MPASI sebaiknya dihindari?
    American Academy of Pediatrics (AAP) tidak menganjurkan konsumsi jus buah pada bayi (usia 0-12 bulan), karena tidak berkontribusi untuk pola diet yang sehat. Bayi dapat mengonsumsi buah dalam bentuk buah potong. Sedangkan untuk anak yang lebih besar, dapat diberikan jus buah maksimal 120 ml/hari atau sekitar setengah gelas air mineral kemasan. Konsumsi jus buah berlebih dapat menyebabkan berat badan anak menjadi tidak naik, karena jus buah tidak mengandung protein dan sering kali mengurangi asupan makanan bergizi lainnya. Penting untuk diingat, yang diberikan adalah benar-benar jus buah, bukan minuman rasa buah.
  • Bolehkah MPASI diberikan dengan cara Baby-Led Weaning (BLW)?
    Pemberian MPASI dengan metode BLW berarti bayi makan sendiri menggunakan tangannya, tanpa disuapi oleh orang dewasa. Metode ini tidak dianjurkan oleh IDAI, mengingat ada risiko tersedak. Selain itu, asupan protein serta zat besi mungkin tidak memadai, terutama pada bayi kurang dari 8 bulan, karena kemampuan motorik menelannya belum baik. Dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter anak jika ingin menggunakan metode ini.

 

Untuk para orang tua sangat perlu menikmati seluruh proses pemberian MPASI, karena selain bertujuan untuk memberikan nutrisi dan melatih kemampuan makan bayi, MPASI juga bermaksud membentuk kedekatan bayi dengan orang tua. Jangan lupa, cek kenaikan berat badan bayi setiap bulannya dan bandingkan dengan kurva pertumbuhan anak menurut WHO.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *