Perubahan-Perubahan Pada Tubuh Ibu Masa Nifas Serta Cara Mengatasinya

Posted on

Masa nifas merupakan masa pemulihan setelah persalinan hingga seluruh organ reproduksi wanita pulih kembali menjadi seperti sebelum hamil. Jadi, perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh ibu masa nifas merupakan hal yang wajar dan normal terjadi di masa pemulihan setelah bersalin. Perubahan tubuh setelah melahirkan ini diperlukan untuk menyesuaikan kondisi badan setelah mengalami sekian banyak perubahan selama hamil. Kehamilan dan persalinan membawa perubahan, baik secara fisik maupun emosional. Selama 9 bulan mengandung, tubuh akan mengalami berbagai perubahan hingga akhirnya siap untuk melahirkan buah hati. Perubahan tersebut ada yang bisa kembali seperti semula setelah masa pemulihan, tetapi ada juga yang bersifat menetap.

 

Beberapa Perubahan pada Tubuh Wanita Setelah Persalinan

Berikut ini adalah beberapa perubahan pada tubuh yang dapat dialami wanita setelah persalinan:

  • Vagina akan mengeluarkan darah nifas. Setelah persalinan, vagina akan mengeluarkan lokia atau darah nifas. Lokia terdiri dari darah, lendir, sisa plasenta, dan lapisan jaringan rahim. Darah nifas awalnya berwarna merah, lalu kecokelatan dan akhirnya kekuningan. Selama 10 hari pertama setelah melahirkan, volume darah nifas akan cukup banyak sehingga ibu perlu mengganti pembalut setiap beberapa jam sekali. Umumnya, masa nifas berlangsung selama 6 minggu.
  • Keputihan. Keputihan biasanya terjadi dua hingga empat minggu setelah melahirkan. Ini adalah cara tubuh menghilangkan darah dan jaringan dari rahim. Kenakan pembalut wanita sampai cairan berhenti. Jangan gunakan tampon atau douche sampai empat sampai enam minggu pascapersalinan, atau sampai dokter menyetujuinya. Menggunakan produk ini pada periode postpartum langsung dapat meningkatkan risiko infeksi rahim. Jika keputihan berbau busuk, beritahu dokter.
  • Perubahan pada Perineum. Perineum adalah bagian yang ada di antara vagina dan anus. Pada proses persalinan, bagian ini dapat robek baik karena proses mengejan atau karena tindakan episiotomi. Ketika masa nifas, vulva (labia major dan minor, lubang ke vagina dan uretra, klitoris, mons pubis, hingga anus ) yang membengkak akan kembali pulih dalam waktu 1−2 minggu, sedangkan kekuatan otot-otot perineum akan kembali ke keadaan semula selama enam minggu setelah persalinan. Namun pada sebagian kasus, kekuatan otot perineum ini mungkin tidak akan sempurna seperti sediakala akibat beratnya robekan yang terjadi.
  • Sulit menahan buang air kecil (inkontinensia). Selama kehamilan dan setelah bersalin, otot dasar panggul akan melemah akibat tertekan oleh janin dan pembesaran ukuran rahim. Melemahnya otot panggul bisa membuat ibu mengeluarkan sedikit urine saat batuk, bersin, atau mengangkat benda berat. Untuk memperkuat otot panggul dan meringankan keluhan sulit menahan buang air kecil, ibu dapat melakukan latihan Kegel. Hindari pula aktivitas atau gerakan olahraga yang berlebihan, misal angkat beban atau bersepeda.
  • Sembelit. Ibu dianjurkan untuk memakan-makanan berserat tinggi untuk merangsang aktivitas usus, dan minum banyak air putih. Tanyakan kepada dokter tentang obat-obatan yang aman. Minum air membantu meringankan masalah buang air kecil setelah lahir.
  • Vagina Terasa Lebih Lebar. Setelah melahirkan bayi secara normal, vagina akan terasa lebih lebar dan longgar. Hal ini normal terjadi dan biasanya mulai membaik dalam beberapa minggu setelah persalinan. Meski demikian, vagina tidak bisa kembali sepenuhnya ke bentuk semula. Tetapi, ibu bisa melakukan senam Kegel untuk mengencangkan otot vagina dan otot dasar panggul. Metode operasi vagina juga bisa menjadi pilihan untuk merapatkan vagina kembali, jika dirasa perlu.
  • Vagina Terasa Kering. Vagina kering setelah melahirkan adalah salah satu perubahan pada tubuh wanita yang normal terjadi. Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar hormon estrogen dalam tubuh. Pada ibu menyusui, kadar hormon akan lebih rendah daripada ibu yang tidak menyusui. Vagina kering akan membuat hubungan seks terasa kurang nyaman atau menyakitkan. Untuk mengatasi keluhan ini, ibu bisa menggunakan pelumas vagina yang berbahan dasar air saat berhubungan intim.
  • Muncul stretch mark di perut. Stretch mark terbentuk karena kulit meregang untuk memberi ruang bagi bayi yang sedang tumbuh. Muncul atau tidaknya stretch mark, tergantung pada faktor genetik dan seberapa cepat berat badan ibu bertambah. Perubahan pada kulit ini biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa bulan setelah persalinan.
  • Perut buncit. Setelah bayi dilahirkan, perut tidak langsung otomatis kembali ke bentuk semula. Dibutuhkan waktu sekitar 2 bulan bagi rahim untuk kembali ke ukuran sebelum hamil. Meski demikian, perut mungkin tidak akan sekencang sebelumnya. Guna mengencangkan otot perut, jalani pola makan sehat dan lakukan olahraga yang fokus pada pengencangan otot perut, seperti sit up, pilates, dan yoga khusus untuk mengecilkan perut.
  • Peyudara bengkak dan nyeri. Setelah melahirkan, payudara akan memproduksi banyak ASI. Hal ini bisa membuat payudara bengkak dan terasa nyeri, terlebih jika ASI menumpuk di payudara. Ketika payudara terasa nyeri, ibu bisa mengosongkan ASI dengan menyusui bayi atau memerah ASI dengan alat pompa ASI. Ibu juga dapat menempelkan kompres air dingin atau hangat di payudara untuk meredakan nyeri. Jika nyeri berlanjut selama beberapa hari dan payudara semakin bengkak atau bahkan bernanah, sebaiknya periksakan diri ke dokter karena hal ini bisa menjadi pertanda infeksi payudara.
  • Kaki bengkak dan nyeri. Saat hamil, tubuh akan menghasilkan lebih banyak darah dan cairan tubuh untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin. Akibatnya, bagian tubuh seperti tangan dan pergelangan kaki, akan lebih mudah mengalami pembengkakan. Keluhan ini juga bisa terjadi hingga beberapa hari atau minggu setelah melahirkan. Untuk mengatasinya, ibu bisa konsumsi makanan kaya akan kalium, minum air putih yang cukup minimal 8 gelas setiap hari, dan rutin bergerak atau olahraga ringan.
  • Rambut rontok. Pascamelahirkan, kebanyakan wanita mengalami rambut yang lebih rontok dari biasanya. Hal ini disebabkan menurunnya kadar estrogen usai melahirkan. Namun, ibu tidak perlu khawatir. Perubahan ini biasanya hanya terjadi selama beberapa bulan pertama setelah melahirkan. Setelah itu, kondisi rambut ibu pun akan kembali normal. Melakukan perawatan rambut yang baik dan benar mungkin juga bisa membantu mengatasi kerontokan rambut agar tidak terlalu parah.
  • Kulit kusam dan berjerawat. Sebagian wanita hamil mengalami perubahan warna kulit di sekeliling mata atau tumbuh jerawat yang lebih banyak dari biasanya. Setelah melahirkan, warna gelap atau jerawat pun akan segera berkurang. Meski demikian, ada sebagian wanita yang mengalami ruam merah di sekitar mulut dan pipi serta kulit yang sangat kering. Kondisi ini biasanya akan hilang dalam beberapa minggu.

 

Ibu mungkin merasa kelelahan karena harus menghadapi berbagai perubahan di atas sambil mengurus buah hati yang baru lahir. Jika memang perlu bantuan, jangan sungkan untuk meminta tolong kepada suami atau keluarga. Yang ibu perlu ingat, di masa pemulihan pascamelahirkan, ibu perlu benar-benar menjaga kesehatan, termasuk melakukan perawatan tubuh. Jangan lupa untuk memeriksakan diri ke dokter setelah melahirkan, sesuai jadwal yang ditentukan dokter. Sewaktu konsultasi, ibu bisa meminta saran mengenai cara mengatasi beragam keluhan fisik dan mental yang ibu sedang alami, serta cara menghadapi perubahan tubuh pascamelahirkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *