Metode Persalinan Water Birth atau Melahirkan di Dalam Air

Posted on

Hi moms

Pernah gak sih terlintas di pikiran moms ingin melahirkan di dalam air (water birth)? Sesuai dengan namanya  nih, water birth ini merupakan salah satu metode melahirkan yang dilakukan di dalam kolam persalinan berisi air. Walaupun tampaknya menawarkan kenyamanan yang lebih ibu pada saat proses melahirkan berlangsung, dan bayi yang baru lahir juga akan merasakan kondisi yang sama ketika berada di dalam cairan ketuban dalam perut ibu. Metode water birth ini tidak boleh sembarangan dilakukan oleh semua wanita. Sebenarnya seperti apa sih proses melahirkan di dalam air ini?

Untuk proses melahirkan secara water birth, kita akan diberikan beberapa pilihan yaitu bisa dengan duduk, berjongkok atau posisi lainnya yang nyaman bagi ibu saat mengejan di dalam air. Tentu berbeda dengan persalinan normal dan caesar, dimana ibu harus melahirkan dengan cara berbaring di tempat tidur.

Water birth merupakan satu dari beberapa jenis persalinan. Selain metode melahirkan di dalam air, ada juga metode melahirkan normal, operasi caesar, gentle birth, dan hypnobirthing. Jadi, sangat penting untuk moms menentukan metode persalinan sembari mempersiapkan berbagai persiapan persalinan.

Selama proses melahirkan di dalam air atau water birth berlangsung, ibu akan berada di dalam sebuah bak atau kolam kecil berisi air hangat. Penggunaan air selama melahirkan ini bertujuan untuk mempermudah prosesnya sekaligus meredakan rasa sakit dan tidak nyaman yang mungkin ibu alami. Agak berbeda dengan persalinan yang berlangsung di rumah sakit, proses melahirkan di dalam air atau water birth biasanya dilakukan secara alami. Artinya, ibu tidak akan diberikan obat-obatan, bius (anestesi), maupun operasi caesar. Daya apung dari airlah yang akan memberikan ibu bantuan selama proses melahirkan di dalam air berlangsung.

Namun demikian, bukan berarti melahirkan di dalam air ini bebas dari rasa sakit. Faktanya, rasa sakit saat melahirkan water birth akan tetap ada. Hanya saja, proses melahirkan di dalam air atau water birth biasanya menawarkan lingkungan dan pengalaman baru yang lebih santai serta nyaman. Metode melahirkan di dalam air lebih banyak dilakukan saat ibu melahirkan di rumah. Sebaliknya, metode persalinan yang satu ini jarang atau bahkan tidak dilakukan bila ibu hamil melahirkan di rumah sakit. Meski begitu, ibu tetap perlu latihan teknik pernapasan saat melahirkan dan cara mengejan saat melahirkan agar prosesnya berjalan lancar.

 

Beberapa fakta tentang melahirkan di dalam air (Water Birth)

Melahirkan dengan metode yang tidak biasa, alias di dalam air (water birth) membutuhkan persiapan yang lebih banyak. Terlebih lagi rumah sakit yang menawarkan proses melahirkan dengan metode di dalam air di Indonesia masih terbilang jarang.

Berikut ini berapa hal tentang melahirkan di dalam air atau water birth yang perlu Anda pahami:

  • Water birth memiliki beberapa manfaat bagi ibu dan bayi
  1. Water birth adalah metode melahirkan yang dapat membantu mempersingkat durasi waktu persalinan. Biasanya, penggunaan obat bius atau anestesi epidural di tulang belakang juga tidak terlalu dibutuhkan.
  2. Air membantu menurunkan tekanan darah ibu, sehingga memengaruhi kecemasan ibu saat melahirkan yang semakin berkurang.
  3. Air juga dapat menurunkan kadar hormon yang berhubungan dengan stres. Dengan begitu, tubuh ibu akan memproduksi hormon endorfin yang dapat membantu mengurangi rasa sakit.
  4. Melahirkan di dalam air juga dapat mengurangi risiko robeknya vagina ibu. Ini karena air bertindak untuk membuat lapisan perineum pada vagina menjadi lebih elastis.
  5. Sementara untuk bayi sendiri, persalinan di dalam air menciptakan lingkungan yang mirip dengan air ketuban. Alhasil, bayi pun akan merasa lebih nyaman saat lahir melalui metode water birth.
  • Water birth memudahkan tahap pertama persalinan

Menggunakan metode water birth selama tahap melahirkan normal pertama dapat membantu dalam mengurangi rasa sakit. Fase pertama tersebut biasanya mulai berlangsung ketika terjadi pembukaan lahiran (serviks), dan sesekali muncul kontraksi persalinan meski tidak terlalu sering. Sebelum memulai proses water birth, ibu juga tidak memerlukan anestesi seperti persalinan pada umumnya. Air yang hangat dalam kolam dapat membantu tubuh ibu agar lebih rileks dan tenang, sehingga bisa membantu menciptakan kenyamanan.

Pada akhirnya, hal ini bisa membantu ibu menyimpan energi yang banyak diperlukan saat proses water birth atau melahirkan di dalam air berlangsung. Di samping itu, karena berada di dalam air biasanya ibu juga jadi lebih mudah dalam bergerak dan berpindah posisi, ketimbang berada di tempat tidur. Agar lebih mudah, ibu juga bisa melakukan berbagai upaya induksi alami maupun makan makanan supaya cepat melahirkan dari jauh-jauh hari. Tetapi, ibu tetap harus berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukannya.

  • Water birth belum tentu aman bagi bayi pada tahap kedua persalinan

Tahap kedua water birth adalah saat leher rahim (serviks) sudah benar-benar dalam posisi terbuka dan melebar. Di tahap inilah bayi sudah siap untuk keluar melalui vagina. Sayangnya, belum bisa diketahui secara pasti bagaimana cara yang paling aman untuk mengeluarkan bayi dari vagina selama water birth. Aaron Caughey, dari American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), menjelaskan mengenai hal ini. Menurutnya, melahirkan dengan posisi tidak berada di dalam air akan lebih memudahkan ibu, jika nantinya ada masalah atau komplikasi persalinan. Penanganan dapat lebih cepat diberikan apabila posisi ibu tidak di dalam air alias tidak menjalani water birth.

Sedangkan jika tiba-tiba dibutuhkan operasi caesar segera sementara tubuh Anda ada di dalam air, biasanya butuh sekitar 4-5 menit untuk mengeluarkanya. Jadi, water birth dapat memakan waktu lebih lama untuk memberikan pertolongan segera bagi ibu dan bayinya. Di sisi lain, American College of Obstetricians and Gynecologists juga mengatakan bahwa persalinan di dalam air belum terbukti secara ilmiah dapat memberikan manfaat bagi ibu dan bayi.

 

Beberapa kondisi yang tidak boleh melahirkan dengan metode water birth

Tidak semua ibu hamil boleh melahirkan di dalam air (water birth). Hal ini dikarenakan water birth bisa menimbulkan risiko yang fatal bagi ibu dan bayi jika tidak dilakukan dengan prosedur yang benar. Melahirkan di dalam air mempunyai risiko tersendiri bagi ibu dan janin, seperti yang juga dijelaskan oleh American Pregnancy Association. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko dari water birth, ibu hamil diharuskan dalam kondisi yang sehat dan prima.

Berikut beberapa kondisi ibu yang tidak dianjurkan menggunakan metode water birth:

  • Mempunyai komplikasi kehamilan, seperti hipertensi gestasional, preeklampsia dan diabetes gestasional
  • Umur yang masih di bawah 17 tahun atau lebih dari 35 tahun
  • Sedang hamil bayi kembar dua, tiga, atau lebih
  • Ukuran bayi yang terlalu besar
  • Melahirkan sebelum waktunya atau lahir prematur karena bayi perlu perawatan khusus jika lahir prematur
  • Pernah memiliki riwayat operasi caesar atau kesulitan saat melahirkan sebelumnya
  • Bayi dalam posisi sungsang sehingga perlu dilakukan operasi caesar
  • Ibu punya penyakit infeksi
  • Ibu demam lebih dari 39 derajat Celcius
  • Perdarahan vagina berlebihan
  • Kesulitan melacak detak jantung bayi
  • Pernah mengalami distosia atau persalinan macet. Ini dikarenakan posisi kepala bayi sudah di luar vagina, tapi salah satu bahu masih ada di dalam) pada persalinan sebelumnya

Pada dasarnya, melahirkan di dalam air hanya direkomendasikan untuk usia kehamilan antara 37-41 minggu dan posisi kepala bayi berada di bawah.

 

Resiko yang ditimbulkan dari metode water birth

Melahirkan di dalam air memiliki beberapa risiko untuk bayi. Bayi yang mengalami stres saat proses melahirkan di dalam air atau water birth berlangsung bisa sulit bernapas dengan lancar. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya komplikasi serius pada pernapasan bayi, seperti aspirasi mekonium. Aspirasi mekonium terjadi ketika bayi menghirup mekonium (tinja pertama bayi) yang ada pada cairan ketuban saat proses persalinan.

Berikut beberapa risiko melahirkan di dalam air (water birth) bagi bayi:

  • Bayi mengalami kejang.
  • Tali pusat bayi rusak saat diangkat ke permukaan air.
  • Bayi susah bernapas.
  • Suhu tubuh bayi menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Meski terbilang jarang, bayi yang lahir di dalam air berisiko mengalami infeksi maupun penyakit tertentu. Salah satu contohnya yaitu penyakit Legionnaires karena menghirup tetesan air yang mengandung bakteri Legionella. Penyakit Legionnaires pada bayi dari ibu yang melahirkan di dalam air bisa berkembang menjadi parah atau bahkan fatal.

 

Persiapan yang perlu dilakukan sebelum melahirkan di dalam air (Water Birth)

Sebelum menjalani water birth, ada beberapa hal yang mungkin harus ibu lakukan demi kelancaran prosesnya, yaitu:

  1. Konsultasi dengan dokter atau bidan terlebih dahulu. Pastikan kondisi ibu dan janin benar-benar bisa menjalankan water birth. Jika bisa, kemudian carilah dokter atau bidan yang bisa membantu ibu melahirkan dalam air. Karena, tidak semua dokter atau bidan mungkin bersedia karena belum memiliki pengalaman sebelumnya.
  2. Tentukan tempat di mana water birth akan dilakukan. Jika di rumah sakit, ibu harus mencari rumah sakit yang bisa menyediakan fasilitas untuk water birth (misalnya, bak air untuk melahirkan). Jika ingin melakukan water birth di rumah didampingi oleh dokter kandungan, bidan, maupun tim medis handal, ibu tentu harus menyediakan berbagai hal. Hal yang harus ibu persiapkan jika ingin melakukan water birth atau melahirkan di rumah adalah sebagai berikut:
  • Bak atau kolam air untuk melahirkan. Pilih bak air yang cukup besar untuk ibu duduk dengan nyaman dan cukup dalam agar air mencapai ketiak ibu saat duduk di bak. Pastikan bak air sudah dibersihkan sebelum ibu pakai untuk melahirkan. Ibu dapat menggunakan kolam renang plastik anak-anak yang biasanya berukuran cukup besar.
  • Sumber air untuk diisi ke dalam bak. Air yang dipakai untuk proses melahirkan harus benar-benar bersih dari kuman dan mempunyai suhu 35-38 derajat Celcius. Air yang digunakan harus hangat sesuai keinginan ibu agar ibu merasa nyaman saat di dalam bak. Ibu bisa memeroleh air hangat ini langsung dari keran rumah, disambungkan ke bak melalui selang. Cara melahirkan di dalam air lainnya juga bisa dilakukan dengan merebus air terlebih dahulu sampai mencapai kehangatan yang diinginkan lalu diisikan ke dalam bak. Ibu mungkin perlu menambahkan secangkir garam ke dalam bak air untuk mencegah kulit menjadi keriput saat berlama-lama dalam air.
  • Tentukan ruangan yang akan digunakan. Pilih ruangan yang cukup besar sehingga bak air bisa masuk ke dalam. Pilih juga ruangan dengan suhu sejuk, tidak terlalu panas maupun terlalu dingin sehingga ibu nyaman. Pastikan lantai di ruangan tersebut cukup kuat untuk menahan beban dari bak air yang terisi penuh.
  • Lakukan simulasi sebelum dimulai. Coba lakukan simulasi mulai dari menyiapkan bak, sampai mengisi bak dengan air hangat. Cara ini bertujuan agar ibu bisa menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan sebelum proses melahirkan di dalam air dimulai.

 

Pada intinya, setiap metode persalinan yang dipilih, harus tetap konsultasikan dengan dokter atau bidan yang dipecaya. Agar semua proses berjalan dengan lancar, aman serta ibu dan bayi sehat juga selamat.

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *