Kurangnya Cairan Ketuban Saat Hamil (oligohidramnion) Serta Cara Penanganannya

Posted on

Air ketuban adalah cairan yang melindungi dan menopang tubuh janin saat janin tumbuh di dalam rahim. Cairan ketuban diproduksi setelah kantung ketuban terbentuk atau sekitar 12 hari setelah pembuahan. Fungsi air ketuban sangat vital bagi janin. Di antaranya untuk melindungi janin dari benturan, membantu perkembangan tungkai, otot, paru-paru, dan sistem pencernaan janin.

Dengan melihat fungsi air ketuban untuk janin sangatlah penting, maka apa jadinya jika jumlah air ketuban didalam kandungan sedikit atau disebut dengan istilah (oligohidramnion)? apakah menjadi pengaruh untuk pergerakan janin? untuk lebih jelasnya mari kita simak penjelasan dibawah ini:

 

Oligohidramnion merupakan kondisi dimana air ketuban yang melindungi bayi di dalam kandungan jumlahnya terlalu sedikit dari yang sewajarnya. Padahal, fungsi air ketuban di dalam kandungan sangatlah penting untuk menunjang kehidupan bayi. Tapi, penting untuk diketahui, tidak semua ibu hamil yang memiliki air ketuban sedikit sudah pasti mengalami oligohidramnion. karena, terdapat ukuran tertentu di mana ibu hamil bisa dikatakan mengalami oligohidramnion.

Idealnya, volume air ketuban pada usia kehamilan 12 minggu adalah sekitar 60 milliliter (mL). Seiring dengan perkembangan janin, volume air ketuban juga akan terus meningkat sampai usia kehamilan mencapai 34-38 minggu. Setelah itu, jumlahnya akan menurun. Jika volume air ketuban kurang dari 500 mililiter (ml) pada usia kehamilan 32-36 minggu, barulah kondisi ini dinamakan oligohidramnion. Kondisi ini bisa terjadi di berbagai usia kehamilan. Akan tetapi, jumlah air ketuban yang sedikit umumnya terjadi di trimester ketiga atau akhir kehamilan. Semakin dekat hari perkiraan lahir, biasanya volume air ketuban akan semakin berkurang. Jika tidak kunjung melahirkan setelah tanggal kelahiran, risiko untuk mengalami oligohidramnion lebih sedikit. Ini karena air ketuban bisa menurun sampai setengah kali lipat setelah mencapai usia kehamilan 42 minggu sehingga menjadi sangat sedikit.

 

Gejala air ketuban sedikit atau oligodramnion

Gejala utama dari cairan ketuban yang rendah tidak terlalu jelas terlihat secara fisik. Karena alasan ini, maka sangat penting untuk memastikan Ibu melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Jika Ibu kekurangan cairan ketuban, dokter mungkin menemukan gejala-gejala berikut ini:

  • Rahim berukuran kecil untuk usia kehamilan.
  • Berat badan kehamilan tidak bertambah banyak.
  • Detak jantung janin tiba-tiba turun.
  • Ibu mengalami penurunan jumlah cairan ketuban, yang terdeteksi melalui USG.
  • Penurunan aktivitas janin yang signifikan.
  • Cairan bocor dari vagina.

Apa penyebab air ketuban sedikit?

Air ketuban mengandung nutrisi, hormon, dan sel pembentuk sistem kekebalan tubuh yang dihasilkan oleh ibu. Namun pada usia kehamilan 20 minggu, komposisi air ketuban akan lebih didominasi oleh urine janin. Oleh karena itu, kelainan pada sistem saluran kemih janin juga dapat memengaruhi volume air ketuban. Cairan ketuban yang rendah bisa merupakan akibat dari kebocoran cairan atau tusukan pada kantong ketuban setelah amniosentesis. Selain itu, mungkin terjadi kebocoran cairan yang sangat kecil sehingga tidak terdeteksi oleh pemeriksaan dokter.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan volume air ketuban menjadi sedikit:

  • Sistem kemih janin tidak berkembang sempurna

Salah satu penyebab air ketuban sedikit adalah sistem kemih janin tidak berkembang sempurna. Jika sistem kemih dan ginjalnya gagal berkembang, maka janin hanya akan menghasilkan sedikit urine. Padahal, urine merupakan komponen utama air ketuban saat usia kehamilan memasuki trimester kedua.

  • Gangguan plasenta

Gangguan plasenta, seperti solusio plasenta, menyebabkan aliran darah dan asupan nutrisi untuk janin menjadi terhambat. Hal ini membuat produksi urine janin terganggu, sehingga jumlah air ketuban menjadi sedikit.

  • Ketuban pecah dini

Robekan kecil pada kantung ketuban bisa menyebabkan cairan ketuban merembes keluar dari rahim. Jika ketuban pecah dini dibiarkan, maka volume air ketuban akan berkurang atau bahkan habis sama sekali, hingga menyebabkan gangguan pada janin.

  • Komplikasi kehamilan kembar

Air ketuban sedikit juga dapat terjadi bila ibu hamil mengandung lebih dari satu janin di dalam rahimnya. Pasalnya, pada kehamilan kembar identik, ibu hamil berisiko mengalami komplikasi twin to twin transfusion syndrome (TTTS). Komplikasi ini membuat janin kembar saling berbagi plasenta yang memungkinkan salah satunya harus menerima sedikit air ketuban.

  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu

Ibu hamil yang sedang mengonsumsi golongan obat darah tinggi golongan angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACE inhibitor) juga dapat menyebabkan volume air ketuban menjadi sedikit. Obat yang termasuk ke dalam golongan ACE inhibitor antara lain ramipril, captopril, dan lisinopril.

Selain faktor di atas, penyakit-penyakit tertentu yang diderita oleh ibu hamil, seperti hipertensi, diabetes atau lupus, juga bisa meningkatkan risiko ibu hamil memiliki jumlah air ketuban yang sedikit.

 

Efek yang terjadi pada janin

Jika volume air ketuban terlalu sedikit untuk janin, ada sedikit risiko pembatasan pertumbuhan intrauterin dan penyempitan tali pusat selama kelahiran. Kemungkinan besar Ibu akan melahirkan dengan operasi caesar. Selain itu, bayi yang dilahirkan memiliki gejala berikut:

  • Jarak antar kedua mata tampak agak jauh,
  • Hidung tampak lebar,
  • Posisi telinga rendah ketimbang yang seharusnya.

Jumlah air ketuban yang terlalu sedikit juga dapat mengganggu perkembangan paru-paru bayi. Kondisi ini berisiko membuatnya mengalami kesulitan bernapas saat dilahirkan nantinya. Jika dokter mendeteksi cairan ketuban rendah pada trimester pertama atau kedua, risikonya lebih besar, termasuk keguguran, kelahiran prematur, cacat lahir atau lahir mati.

 

Penanganan untuk air ketuban sedikit (oligohidramnion)

Penanganan air ketuban sedikit (oligohidramnion) biasanya akan dilakukan sesuai usia kehamilan. Namun sebelum memberikan penanganan, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, termasuk USG kehamilan, untuk mengetahui kondisi janin dalam kandungan.

Apabila air ketuban sedikit terjadi di akhir kehamilan, biasanya dokter akan mengusulkan agar bayi segera dilahirkan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah komplikasi pada bayi. Sedangkan jika air ketuban sedikit terjadi di pertengahan kehamilan, maka dokter akan menyarankan beberapa perawatan berikut ini:

  • Amnioinfusion, yaitu menambah cairan ke dalam kantung ketuban.
  • Memperbanyak asupan cairan selama kehamilan (minum air putih cukup).
  • Istirahat total (bed rest).

Jika tidak ditangani segera, air ketuban sedikit dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius, antara lain kelahiran prematur, keguguran, bayi lahir dengan berat badan rendah, dan sindrom Potter.

Untuk meminimalkan risiko terjadinya air ketuban sedikit selama kehamilan, Ibu perlu memperbanyak asupan cairan selama hamil, menjaga pola makan, dan tidak merokok. Selain itu, Ibu juga perlu melakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter kandungan untuk memantau kondisi kandungan dan janin.

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *