Pengertian ASI
ASI (Air susu ibu) merupakan susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama untuk bayi yang belum dapat mencerna makanan padat. Air susu ibu diproduksi karena pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin setelah kelahiran bayi. Pemberian ASI disarankan hingga bayi berumur 2 tahun, disamping itu boleh diberi MPASI (Makanan pendamping ASI) dari bayi menginjak umur 6 bulan ke atas.
Tahapan Produksi ASI
Produksi ASI sebetulnya dimulai selama kehamilan, oleh karena itu ibu hamil dianjurkan untuk konsumsi makanan dengan gizi seimbang guna mempersiapkan produksi ASI setelah persalinan. Ketika bayi lahir, mungkin ibu hanya akan memiliki sedikit ASI untuk satu atau dua hari pertama. Namun tak perlu khawatir, ini sudah cukup untuk bayi yang baru lahir. Pada hari ketiga setelah melahirkan, produksi ASI akan meningkat. Saat ASI masuk, ibu akan merasakan payudara mulai terisi. Namun, itu bisa memakan waktu lebih lama (hingga lima hari) untuk ibu pertama kali. Dalam hal ini maka sangat penting dilakukannya IMD, untuk merangsang produksi ASI supaya lebih cepat keluar dan ibu bisa menyusui bayi secara eksklusif.
Tiga tahapan utama perkembangan ASI dalam 2 minggu pertama, yaitu:
- Kolostrum
Ini adalah jenis ASI pertama yang hadir pada akhir kehamilan dan selama beberapa hari pertama setelah bayi lahir. Jumlah kolostrum yang dibuat tubuh ibu sedikit, tapi volume kecil itu mengandung semua yang dibutuhkan bayi baru dalam beberapa hari pertama kehidupan.
- ASI transisi
Jenis ASI ini adalah kombinasi kolostrum dan ASI matur (matang). Saat ASI mulai masuk (3-5 hari setelah melahirkan), ASI bercampur dengan kolostrum dan secara bertahap beralih ke ASI matang selama beberapa hari atau seminggu.
- ASI matang atau matur
ASI berubah menjadi ASI matang pada saat bayi berusia sekitar dua minggu. Dibandingkan dengan kolostrum, ASI matang lebih rendah protein tapi lebih tinggi lemak dan karbohidratnya. ASI matang mengandung sekitar 90 persen air untuk memenuhi kebutuhan cairan bayi. Berikut ada dua jenis warna dan tekstur ASI matur yang bagus:
- Foremilk. Jenis ASI ini berwarna sedikit jernih dan kebiru-biruan. Warna tersebut menandakan bahwa air susu ibu memiliki kandungan lemak yang cukup rendah. Foremilk merupakan jenis air susu ibu yang biasanya keluar di awal-awal menyusui. Kandungan lemaknya yang cukup sedikit membuat tekstur foremilk cenderung encer. Hal ini juga yang menyebabkan warna foremilk agak jernih, tetapi masih termasuk jenis air susu ibu yang bagus atau baik.
- Hindmilk. Berbeda dengan warna dan tekstur foremilk, hindmilk memiliki tekstur yang jauh lebih kental tapi tidak kalah bagus dan baik. Itu sebabnya, warna hindmilk cenderung putih bahkan agak kekuningan sebagai pertanda kandungan lemaknya yang tinggi. Tampilan hindmilk sekilas tampak seperti cairan susu pada umumnya yakni putih atau agak kekuningan. Semakin banyak dipompa, kandungan lemak di dalam air susu ibu akan terus meningkat sehingga membuatnya lebih kental. Apalagi jika ibu menyusui dan memompa air susu ibu sampai sesi terakhir akan lebih bagus karena banyak mengandung hindmilk. Jika bayi sudah keburu kenyang sebelum menyusu sampai akhir, ibu bisa mengakalinya dengan menggunakan pompa ASI. Jangan lupa terapkan cara menyimpan ASI yang tepat agar awet sampai diberikan kepada bayi. Agar bayi bisa mendapatkan semua tekstur air susu ibu, ada baiknya bayi menyusu sampai akhir. Bukan hanya mendapatkan tekstur ASI kental, cara ini juga bertujuan agar bayi memeroleh semua kandungan di dalam ASI.
Warna ASI
Warna dari ASI dapat berubah sebagai respons terhadap berbagai faktor. Biasanya ASI berwarna putih, kuning, atau kebiruan. Namun, tergantung pada apa yang ibu makan, ASI juga bisa berwarna hijau, oranye, coklat, atau merah muda. Terkadang, sindrom puting pecah-pecah dan mastitis (radang kelenjar susu) dapat berdampak pada warna ASI. Kondisi ini mungkin mengkhawatirkan, tapi tidak berbahaya. Selama bayi tidak menolak payudara, aman untuk terus menyusui jika ASI berubah warna. Perlu diketahui juga, obat-obatan tertentu juga dapat memengaruhi warna ASI. Perubahan ini tidak berbahaya, selama obat-obatan (dan suplemen apa pun) telah disetujui oleh dokter untuk digunakan saat menyusui. Ada baiknya, ibu selalu konsultasikan dengan dokter atau bidan jika mengalami hal-hal yang tidak wajar dan merasa khawatir pada perubahan warna ASI yang tidak biasa. Hal ini dilakukan agar ibu bisa lebih paham dan tenang dalam menyusui bayi.
Rasa ASI
Rasa ASI digambarkan sebagai manis dan lembut. Manisnya didapat dari gula susu laktosa, dan rasanya lembut karena jumlah lemak yang dikandungnya. Namun, karena foremilk rendah lemak, maka akan tampak encer dibandingkan dengan hindmilk yang lebih tinggi lemak. Seperti yang disebutkan di atas, makanan yang ibu makan juga berkontribusi pada rasa ASI. Mengonsumsi banyak buah dan sayuran akan membuat bayi mengenal rasa makanan ini melalui ASI. Sekaligus dapat membantu bayi menerima rasa buah dan sayuran saat mereka mulai makan makanan padat (MPASI). Faktor lain yang mempengaruhi rasa ASI ibu termasuk obat-obatan, hormon, olahraga, merokok, alkohol, dan infeksi seperti mastitis. Membekukan dan mencairkan ASI juga dapat memberikan rasa sabun yang mungkin tidak disukai beberapa bayi, meskipun masih sangat aman untuk diberikan.
Kandungan Nutrisi Pada ASI
Karakteristik dari kandungan ASI dapat berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan bayi. Kandungan ASI pada ibu yang melahirkan bayi pada usia kehamilan normal (cukup bulan) akan berbeda dengan kandungan ASI pada ibu yang melahirkan bayi prematur. Seiring waktu, kandungan ASI juga berubah sesuai pertambahan usia bayi. Nutrisinya akan disesuaikan dengan kebutuhan bayi pada tiap tahap tumbuh kembangnya. Kandungan ASI yang dikeluarkan di awal setiap sesi menyusui, kaya akan air dan laktosa. Sedangkan di akhir sesi menyusui, kandungan ASI akan didominasi oleh kalori dan lemak.
Berikut merupakan beberapa kandungan nutrisi yang ditemukan dalam ASI yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan:
- Protein
Protein yang terkandung dalam ASI ada dua jenis protein, yaitu whey (60%) dan kasein (40%). Keseimbangan protein ini bermanfaat untuk pencernaan yang cepat dan mudah pada bayi. Berbeda dengan susu formula yang memiliki persentase kasein yang lebih besar, yang akan lebih sulit dicerna oleh bayi. Kedua protein tersebut memiliki sifat perlindungan infeksi yang hebat.
Berikut ini beberapa protein spesifik lainnya yang ditemukan dalam ASI serta manfaatnya:
- Laktoferin: Menghambat pertumbuhan bakteri yang bergantung pada zat besi di saluran pencernaan. Ia juga dapat menghambat organisme tertentu, seperti coliform dan ragi menyerap zat besi yang dibutuhkan bayi.
- Secretory IgA: Berfungsi untuk melindungi bayi dari virus dan bakteri, khususnya yang terpapar pada bayi, ibu, dan keluarga. Kandungan ini juga membantu melindungi bayi dari E.coli dan kemungkinan alergi. Imunoglobulin lain, termasuk IgG dan IgM, dalam ASI membantu melindungi dari infeksi bakteri dan virus.
- Lisozim: Ini adalah enzim yang melindungi bayi dari bakteri E.Coli dan Salmonella. Kandungan ini juga mendorong pertumbuhan flora usus yang sehat dan memiliki fungsi anti-inflamasi.
- Bifidus Factor: Protein yang mendukung pertumbuhan lactobacillus. Perlu diketahui lactobacillus adalah bakteri baik yang melindungi bayi dari bakteri jahat, dengan menciptakan lingkungan asam di mana ia tidak dapat bertahan hidup.
- Lemak. ASI juga mengandung lemak yang penting untuk kesehatan bayi. Zat ini diperlukan untuk perkembangan otak, penyerapan vitamin yang larut dalam lemak, dan merupakan sumber kalori utama. Asam lemak merupakan rantai panjang yang diperlukan untuk perkembangan otak, retina, dan sistem saraf. Mereka disimpan di otak selama trimester terakhir kehamilan dan juga ditemukan dalam ASI. Kandungan lemak dalam susu meningkat setiap kali menyusui.
- Vitamin
Nutrisi vitamin sangat penting bagi bayi, jumlah dan jenis vitamin dalam ASI juga bergantung pada asupan vitamin ibu. Vitamin yang larut dalam lemak, termasuk vitamin A, D, E, dan K, semuanya penting untuk kesehatan bayi. Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin C, riboflavin, niasin, dan asam pantotenat juga penting.
- Karnitin
Karnitin yang terkandung dalam ASI berperan untuk membangun sistem antibodi tubuh dan menyediakan energi yang dibutuhkan bayi untuk kelancaran proses metabolisme tubuhnya. Zat gizi ini paling banyak dijumpai hingga 3 minggu pertama menyusui.
- Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama yang ditemukan dalam ASI. Kandungan ini menyumbang sekitar 40 persen dari total kalori yang disediakan oleh ASI. Laktosa membantu mengurangi sejumlah besar bakteri tidak sehat di perut. Selain itu juga meningkatkan penyerapan kalsium, fosfor, dan magnesium. Semuanya bermanfaat untuk melawan penyakit dan mendorong pertumbuhan bakteri sehat di perut bayi.
- Mineral
Ada beragam mineral yang terkandung di dalam ASI, seperti zat besi, zinc, kalsium, natrium, magnesium, selenium, dan klorida. Mineral ini memiliki peran penting dalam memproduksi sel darah merah, menunjang tumbuh kembang bayi, membantu penyerapan nutrisi, dan memperkuat tulang, otot, serta sarafnya. Masih banyak kandungan ASI lainnya yang diperkirakan berjumlah lebih dari 200 elemen. Kandungan ASI diketahui efektif dalam mengurangi risiko bayi mati mendadak (SIDS), meningkatkan kecerdasan, dan memperkuat sistem kekebalan alami tubuh anak.
Jadi, jangan ragu memberikan ASI pada bayi ibu. Jika ibu memiliki pertanyaan tentang tumbuh-kembang bayi atau memiliki masalah dalam memberikan ASI, ibu dapat berkonsultasi dengan bidan dan dokter anak.